Sudah, cukup.
"Jangan mencariku Raya."
"Kenapa?"
"Aku tak ingin membuatmu semakin tersakiti karena ulahku."
Itu adalah sebuah kalimat perpisahan yang paling menyakitkan untukku.
Masih teriang jelas di kepala tentang kalimat perpisahmu yang menimbulkan luka bagi hatiku sampai sekarang.
Masih terasa hingga kini walau kau sudah menemukan orang yang baru.
Miris ya?
Bahkan kini kau sudah tak apakah peduli aku masih ada di dunia ini atau tidak.
Iya, karena memang aku bukan duniamu, aku sadar itu.
Terlalu mencintaimu memang sesakit ini.
Harus rela terluka, tapi entah mengapa ingin menyerah saja sulit.
Ingin berpaling pun tak bisa.
Padahal kau pun sudah tidak peduli pada hatiku.
Harusnya sudah cukup aku untuk bertahan pada hati yang sudah bukan untukku.
Harusnya sudah cukup untuk aku akhiri rasa sakit yang akan semakin menganga bila aku diam saja.
Sudah, cukup.
Jangan buat aku menangis tiap malam karena kau datang lagi.
Sudah, cukup.
Aku menyerah pada titik ini.
"Kenapa?"
"Aku tak ingin membuatmu semakin tersakiti karena ulahku."
Itu adalah sebuah kalimat perpisahan yang paling menyakitkan untukku.
Masih teriang jelas di kepala tentang kalimat perpisahmu yang menimbulkan luka bagi hatiku sampai sekarang.
Masih terasa hingga kini walau kau sudah menemukan orang yang baru.
Miris ya?
Bahkan kini kau sudah tak apakah peduli aku masih ada di dunia ini atau tidak.
Iya, karena memang aku bukan duniamu, aku sadar itu.
Terlalu mencintaimu memang sesakit ini.
Harus rela terluka, tapi entah mengapa ingin menyerah saja sulit.
Ingin berpaling pun tak bisa.
Padahal kau pun sudah tidak peduli pada hatiku.
Harusnya sudah cukup aku untuk bertahan pada hati yang sudah bukan untukku.
Harusnya sudah cukup untuk aku akhiri rasa sakit yang akan semakin menganga bila aku diam saja.
Sudah, cukup.
Jangan buat aku menangis tiap malam karena kau datang lagi.
Sudah, cukup.
Aku menyerah pada titik ini.
Komentar
Posting Komentar