Rinduku Untuk Siapa Saja.
Pernah tidak, ketika kamu sedang merindukan seseorang yang pernah mewarnai harimu dan kamu di tertawakan?
Pernah tidak, ketika kamu tanpa sengaja melihat media sosial seseorang yang pernah ada di hidupmu dan kamu dibilang "Lo pasti gak bisa move on kan?"
Pernah tidak?
Kalau pernah, berarti kita sama.
Aku bahkan sering mendapatkan hal-hal seperti itu.
Ada rasa menyesal, mengapa harus merindu pada seseorang yang pada dasarnya juga sudah tak menolehmu. Dan kemudian egomu tak terima dan menyeruak keluar lalu bilang "Aku bisa move on kok! kebetulan aja ini lihat" atau kamu bilang, "Apasih, orang cuman kangen-kangen biasa aja kok!"
Tak usah mengelak, karena semakin kamu mengelak kata hatimu, semakin rasa itu mendekat.
Tak usah malu bila sampai saat ini, hatimu tak bisa lupa. Tak mengapa, pun itu juga tak menyulitkan hidup orang lain atau bahkan hidup teman terdekatmu.
Ketika temanmu berkata "Haha, kasian ya lo, bahkan ketika udah bertahun tahun dan lo masih gak bisa lupa? cupu lo!" apa yang kamu rasain? Sedih, kesal?
Aku pernah di posisi itu, dibilang cupu hanya karena aku masih menaruh harapan pada mantan kekasihku dulu. Sakit, mau nangis rasanya. Nggak bohong. Dan memang iya, aku menangis di kamar ketika malam-malam. Lucu bukan?
Tapi setelah aku menangis, aku merasa bahwa "Untuk apa menangis? toh juga memang benar kata temanku, untuk apa menaruh sedikit harapan, kalau harapanmu sebelum-sebelumnya yang lebih besar daripada saat ini pun juga tak ia pedulikan."
Aku dan dia memang berpisah. Aku dan dia memang sudah memilih jalannya sendiri-sendiri untuk melangkah. Aku dan dia memang tak ditakdirkan untuk berdua.
Namun, ketika rindu itu datang, aku juga tak bisa menolak.
Terkadang, tiba-tiba dia masuk dalam pikiranku.
Sulit untuk melupakan semua hal yang pernah aku dan dia lalui dalam waktu yang sangat singkat.
Ketika aku bertanya padanya dia juga merasakan hal yang sama. Walau lagi-lagi hatinya juga sudah bukan untukku.
Aku dan dia sama-sama sudah dewasa dan bisa menerima. Kalau bukan jodoh, ya brarti berpisah. Tak ada pilihan lain.
Memang kenapa sih?
Berpisah bukan berarti harus segera melupakan bukan?
Masih suka ingat dan rindu, bukan berarti masih ada rasa sayang bukan?
Hati juga butuh ruang untuk melupa, sebelum akhirnya benar-benar lupa.
Jadi, ketika nanti masih ada yang bertanya "Lo masih rindu sama dia?" jawab aja "Kalo iya emang kenapa? Toh rindu juga untuk siapa saja, dan bisa datang kapan saja. Bukan berarti ketika sudah memilih jalan yang berbeda, hatimu dilarang untuk merindukannya."
Ketika dia masih mengataimu, bilang saja "Yah, sepertinya memang kamu saja yang tak pernah benar-benar mencintai orang-orang di sekitarmu. Kau tak lebih cupu dari aku."
Pernah tidak, ketika kamu tanpa sengaja melihat media sosial seseorang yang pernah ada di hidupmu dan kamu dibilang "Lo pasti gak bisa move on kan?"
Pernah tidak?
Kalau pernah, berarti kita sama.
Aku bahkan sering mendapatkan hal-hal seperti itu.
Ada rasa menyesal, mengapa harus merindu pada seseorang yang pada dasarnya juga sudah tak menolehmu. Dan kemudian egomu tak terima dan menyeruak keluar lalu bilang "Aku bisa move on kok! kebetulan aja ini lihat" atau kamu bilang, "Apasih, orang cuman kangen-kangen biasa aja kok!"
Tak usah mengelak, karena semakin kamu mengelak kata hatimu, semakin rasa itu mendekat.
Tak usah malu bila sampai saat ini, hatimu tak bisa lupa. Tak mengapa, pun itu juga tak menyulitkan hidup orang lain atau bahkan hidup teman terdekatmu.
Ketika temanmu berkata "Haha, kasian ya lo, bahkan ketika udah bertahun tahun dan lo masih gak bisa lupa? cupu lo!" apa yang kamu rasain? Sedih, kesal?
Aku pernah di posisi itu, dibilang cupu hanya karena aku masih menaruh harapan pada mantan kekasihku dulu. Sakit, mau nangis rasanya. Nggak bohong. Dan memang iya, aku menangis di kamar ketika malam-malam. Lucu bukan?
Tapi setelah aku menangis, aku merasa bahwa "Untuk apa menangis? toh juga memang benar kata temanku, untuk apa menaruh sedikit harapan, kalau harapanmu sebelum-sebelumnya yang lebih besar daripada saat ini pun juga tak ia pedulikan."
Aku dan dia memang berpisah. Aku dan dia memang sudah memilih jalannya sendiri-sendiri untuk melangkah. Aku dan dia memang tak ditakdirkan untuk berdua.
Namun, ketika rindu itu datang, aku juga tak bisa menolak.
Terkadang, tiba-tiba dia masuk dalam pikiranku.
Sulit untuk melupakan semua hal yang pernah aku dan dia lalui dalam waktu yang sangat singkat.
Ketika aku bertanya padanya dia juga merasakan hal yang sama. Walau lagi-lagi hatinya juga sudah bukan untukku.
Aku dan dia sama-sama sudah dewasa dan bisa menerima. Kalau bukan jodoh, ya brarti berpisah. Tak ada pilihan lain.
Memang kenapa sih?
Berpisah bukan berarti harus segera melupakan bukan?
Masih suka ingat dan rindu, bukan berarti masih ada rasa sayang bukan?
Hati juga butuh ruang untuk melupa, sebelum akhirnya benar-benar lupa.
Jadi, ketika nanti masih ada yang bertanya "Lo masih rindu sama dia?" jawab aja "Kalo iya emang kenapa? Toh rindu juga untuk siapa saja, dan bisa datang kapan saja. Bukan berarti ketika sudah memilih jalan yang berbeda, hatimu dilarang untuk merindukannya."
Ketika dia masih mengataimu, bilang saja "Yah, sepertinya memang kamu saja yang tak pernah benar-benar mencintai orang-orang di sekitarmu. Kau tak lebih cupu dari aku."

Komentar
Posting Komentar