Kisah Tak Sempurna.

Setelah sekian purnama yang aku lalui tanpa mengingatmu, tiba-tiba saja malam ini kamu membuatku rindu.

Pertemuan yang tidak akan pernah aku lupakan, tentang bagaimana dulu kita bertemu, lalu kita menjadi seorang teman, sempat menjadi asing sampai pada akhirnya entah apa yang membuatmu kembali dengan dirimu yang berbeda saat itu, dan harus berakhir dengan kita yang sama-sama memilih untuk menjauh.

Aku mengingat-ingat bagaimana aku yang dulu bisa mengenalmu lantaran kamu adalah teman mantan kekasihku dahulu.
Sebuah pertemuan yang aneh, tapi lebih anehnya, aku menerima pertemuan ini.

Masih teringat dengan jelas bagaimana kita dulu bisa memberikan kabar setiap hari, bagaimana dengan mudahnya kamu membuatku tersenyum hanya dengan beberapa kalimat yang kamu kirimkan melalui ponselmu.

Sempat kehilanganmu, sangat aneh rasanya. Seperti, apa yang sudah menjadi sebuah kebiasaan kemudian hilang entah kemana.

Bertemu kembali dengan sesuatu yang baru membuatku canggung.
Bukan, bukan tentang penampilan dan sosokmu yang baru, tapi tentang rasa yang anehnya belum bisa terhapus sejak kita tidak saling mengabari.

Aku yang sangat sulit menutupi bagaimana aku mengagumimu, tiba-tiba harus bertemu di satu posisi yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Musik baru, penampilan baru, kehidupan baru, membuatmu menjadi orang yang berbeda. Sangat-sangat berbeda.

Membagi earphone untuk mendengarkan musik yang sedang kamu sukai, membagikan bagaimana keseharianmu di Kota orang lain, menyibukkan diri hanya karena tidak ingin terus-terusan mengingat masa kelam yang baru saja kamu alami.

Pertemuan yang membuatku mengucapkan rasa syukur ratusan kali, pertemuan yang sampai saat ini tidak akan pernah aku lupakan.

Bahkan, untuk memotretmu saja, aku harus merapalkan seribu doa penyelamat supaya kamu tidak menyadari apa yang aku lakukan. Padahal, aku tidak memotretmu secara utuh, hanya separuh.

Sampai pada akhirnya, aku tidak mengetahui apapun tentangmu, tentang apa yang kamu lakukan setiap harinya. Aku yang mulai menganggap bahwa memang perasaan ini tidak akan pernah berbalas.

Aku membiarkan perasaanku ikut hanyut seiring dengan kepergianmu.

Tapi, ketika aku melihatmu dengan perempuan lain, mengapa ada perasaan dimana aku seperti merasakan sakit, ingin menangis, meratapi mengapa bukan aku yang ada disana.

Untuk saat ini, aku hanya bisa mendengarkan kabarmu dari sahabatmu yang sekarang juga sudah menjadi temanku.

Hanya itu yang bisa aku lakukan.
Kamu sudah bahagia dengan hidupmu yang sekarang.
Bahkan mungkin, aku tidak pernah ada dalam catatan bahagiamu.

El, aku tahu
Bahwa selama ini aku hanya bayangan semu yang hadir dalam hidupmu.
Menjadi seseorang yang pernah tau bagaimana keseharianmu membuatku menjadi orang yang sangatlah beruntung.
Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah terjadi antara aku dan kamu saat ini.

Tenang El, perasaan ini akan aku simpan dengan baik.
Aku tidak mengharapkan kamu bisa membalasnya, aku hanya ingin kamu tahu bagaimana pentingnya hadirmu dalam kehidupanku.

El, jadilah dirimu yang lebih baik. Aku akan dengan senang hati mendengar kabarmu melalui temanmu.

Kamu berharga El, terima kasih sudah pernah hadir. Terima kasih kamu masih tetap berdiri diatas kakimu sendiri walaupun angin kencang menerpamu secara brutal.

 

Kamu adalah salah satu orang yang aku tulis dalam buku harianku.
Kamu adalah salah satu orang yang membuat hidupku jauh lebih beruntung dibanding yang lainnya.

Kamu adalah rasa yang tidak pernah aku paksakan untuk aku genggam.

Kamu adalah sebuah kisah yang tak sempurna yang paling aku kenang.


Komentar

Postingan Populer